28.12.09

Pendidikan: Antara Idealisme Mahasiswa dan Realita di Indonesia

Pendidikan, dalam pandangan seorang mahasiswa yang telah menempuh 13 tahun pendidikan formal seperti saya, adalah sebuah proses bagi seorang manusia untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dalam hal apapun. Mengapa dikatakan sebuah proses? Karena pendidikan didapatkan tidak dengan sekejap mata, tetapi perlu waktu yang cukup lama. Bahkan, pendidikan dapat berlangsung seumur hidup. Hanya akan berhenti bila jantung kita berhenti berdetak.

Setiap manusia pasti pernah mendapatkan pendidikan. Pendidikan yang dimaksud tidak terbatas pada mata pelajaran atau mata kuliah yang diajarkan di lembaga pendidikan, tetapi pendidikan dalam arti luas. Apapun yang dapat menambah ilmu pengetahuan seseorang dapat dikatakan sebagai suatu pendidikan. Jadi, pendidikan tidak hanya berupa pelajaran matematika, kalkulus, atau kimia, tetapi juga bagaimana cara menyemir sepatu, cara bernyanyi, dan lain-lain.

Mengapa pendidikan dibutuhkan? Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang di dunia ini. Tua, muda, laki-laki, perempuan, kaya, miskin, semua butuh pendidikan. Karena pendidikan merupakan proses yang dapat membentuk kepribadian, mengembangkan potensi yang ada pada diri kita masing-masing, menjadikan kita manusia yang berbudi pekerti luhur, dan menambah kemampuan kita dalam hal tertentu.

Pendidikan yang ideal menurut saya adalah pendidikan yang dapat menambah kualitas kita sebagai manusia. Jika dibicarakan mengenai pendidikan formal yang ideal, tentu diharapkan bahwa pendidikan formal di Indonesia dapat menjadi lebih baik dari sekarang. Selain itu, adanya perbaikan sistem pendidikan pun diharapkan terjadi di negeri ini.

Menurut pandangan saya, mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa/i di Indonesia terkesan dipaksakan meskipun sumber daya manusia untuk mata pelajaran tersebut tidak ada. Sebagai contoh di SMA Y, demi memenuhi sistem pendidikan yang mewajibkan mata pelajaran Sosiologi dan Sejarah ada dalam kurikulum kelas X, maka ada guru yang merangkap mengajarkan dua mata pelajaran tersebut, padahal guru tersebut lebih memiliki kompetensi di bidang Sejarah. Ketika mengajar Sosiologi, guru tersebut tidak berkompetensi sama sekali. Hanya mengandalkan buku pegangan.

Seharusnya, sistem pendidikan di Indonesia tidak memaksakan siswanya untuk menerima semua pelajaran yang ada. Kita bisa meniru sistem pendidikan di Amerika Serikat yang membebaskan siswanya untuk memilih pelajaran yang mereka ingini. Selain para siswa merasa bebas untuk menentukan pelajaran yang ingin mereka tekuni, pelajaran pun dapat terfokus pada minat dan bakat seseorang.

Berdasarkan tempatnya, pendidikan dapat dibagi menjadi dua yaitu pendidikan formal dan pendidikan non-formal. Yang dimaksud dengan pendidikan formal adalah pendidikan yang didapatkan melalui suatu lembaga pendidikan yang bersifat formal, contohnya adalah pendidikan di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Perguruan Tinggi. Selain itu, pendidikan di kursus-kursus keterampilan juga merupakan contoh pendidikan formal.

Pendidikan non-formal adalah pendidikan yang didapatkan bukan dari lembaga yang bersifat formal, contohnya adalah pendidikan melalui seminar-seminar dan pendidikan yang diadakan oleh organisasi-organisasi tertentu. Diklat PROKM 2009 pun merupakan salah satu pendidikan non-formal.

Sesungguhnya, pendidikan tidak harus didapatkan dari sebuah lembaga ataupun acara-acara yang diselenggarakan organisasi tertentu. Dalam kehidupan sehari-haripun, pendidikan dapat kita dapatkan dengan pengalaman sebagai guru. Seperti yang dikatakan sebuah pepatah, pengalaman adalah sebuah guru yang terbaik.

Apabila kita bandingkan, tentu saja apa yang idealisme saya terhadap pendidikan di Indonesia dengan realita yang ada masih amat jauh perbedaannya. Memang mudah bagi kita untuk berandai-andai akan sebuah sistem pendidikan yang ideal, tetapi tidaklah mudah untuk mewujudkan hal tersebut menjadi kenyataan. Banyak pertimbangan dan hal-hal lain yang harus diperhatikan dan lebih diprioritaskan. Semoga sistem pendidikan Indonesia menjadi lebih baik.

*ditulis pada tanggal 28 Juni 2009 dalam rangka mengikuti diklat PROKM 2009.

1 comment:

adrianpradana said...

bah cin, bagus, tulisan lama tapi gak lekang ama waktu.

"sambil nyarin tulisan gw ttg pendidikan jg di hardisk"