19.6.09

Penantian Selama Setahun


Anda ditempatkan di program studi Perencanaan Wilayah dan Kota


Keputusan penempatan mahasiswa di Program Studi tersebut telah final dan tidak akan ditinjau kembali dengan alasan apa pun.


* terima kasih pak, tidak usah ditinjau kembali pun tidak apa-apa. sudah sesuai seperti yang saya harapkan. saya senaang sekali. kalau boleh usul, sebaiknya dari tahun pertama saja saya ditempatkan di prodi ini. supaya saya tidak terlanjur cinta dengan kalkulus. ;p

10.6.09

A Wonderful Night

Setelah LAMPU DISK’08 (Malam Puncak di SKETSA 2008) berakhir, sekitar jam 12, saya teringat bahwa saya belum mengisi perut dari pagi hari -memang, ketika menyelenggarakan sebuah acara, makan menjadi hal yang terlupakan. Maka, saya memutuskan untuk membeli makanan di Simpang Dago untuk dibawa pulang.

Sambil berjalan menyusuri Jl. Ganesa untuk mendapatkan angkot menuju Simpang Dago, pikiran saya melayang mengulang kembali apa yang telah saya kerjakan hari itu.

***

Jam di handphone menunjukkan pukul 08.58 WIB dan tulisan 8 new messages. Sambil sedikit memaki dan menyumpah-serapah dia bangkit dari tempat tidur. Dia panik, karena seharusnya pada waktu ini dia sudah mengondisikan teman-temannya untuk berada di Galeri Arsitektur ITB.

Bergegas mandi dan berangkat secepat mungkin agar cepat sampai. ditelfon dan menelfon untuk mendelegasikan tugas dilakukannya. Sudah banyak orang di CC Barat yang menunggu kepastian mulai bekerja. Perasaan tidak enak muncul di hatinya.

Sesampainya di Galeri, ternyata beberapa orang yang membawa barang-barang yang diperlukan pun belum tiba. Fiuh. Setelah Galeri dikosongkan, barulah terlihat bentuk asli ruangan yang akan “disulap” demi LAMPU DISK’08 itu.

Galeri Arsitektur menjadi tampak begitu luas, muncul kekhawatiran pada dirinya bahwa ruangan ini akan tetap tampak kosong meskipun telah disulap. Waktu berlalu begitu cepat hingga akhirnya pada pukul 16.10 WIB semua selesai dipasang. Setelah beristirahat sejenak, dia pun berganti kostum sesuai dengan dresscode yang telah ditentukan dan mengikuti acara hingga pukul 22.30 WIB.

Ini pengalaman pertamanya menjadi seorang panitia dekorasi, koordinator pula. Selama 18 tahun hidup, belum pernah terbersit dalam benaknya untuk mendekorasi. Selama ini dia selalu berkutat dengan acara, publikasi, humas, dan dokumentasi. Menjadi koordinator di bidang tersebut pernah dijabatnya tetapi tidak untuk divisi yang satu ini.

Awal pembentukan panitia, dia bimbang memilih antara divisi acara dan pubdok (publikasi dan dokumentasi). Akan tetapi, berpikir bahwa tanggung jawabnya di unit masih ada, lebih baik dia “menggunting dan menempel” saja untuk acara LAMPU DISK’08 ini. Tak diduga, dia terpilih menjadi seorang koordinator dan tidak hanya menggunting dan menempel, tetapi juga yang lainnya. Mungkin ini karma karena awalnya dia ingin santai menjalani SKETSA 2008. 

Dia puas dengan hasil yang dicapai. Dia tidak peduli dengan pendapat orang lain mengenai dekorasi hari itu, baginya semua terlihat bagus. Ini hasil kerja keras SAPPK 2008. Dia sangat berterima kasih kepada teman-teman satu divisi dan sesama koordiv (termasuk ketua, sekretaris, dan bendahara, red.) yang begitu banyak membantu dirinya yang awam tentang dekorasi ini dan memercayakan jabatan ini (menjebak dirinya dengan jabatan ini, red.) kepadanya. Dia pun berterima kasih kepada teman-teman SAPPK 2008 atas segala bantuan yang telah diberikan. Selain itu untuk SAPPK 2008, dia berharap komunikasi antara mereka tetap terjaga.

***

Begitu banyak pelajaran yang saya dapatkan hari itu. Begitu banyak kenangan yang ada. Begitu banyak kesan yang ada. Saya bersyukur berada di SAPPK 2008.
Tanpa sadar, saya telah berada di salah satu tempat makan di Simpang Dago. Fiuh. Kalu dipikir-pikir hebat juga saya, meskipun pikiran melayang tetapi tetap sampai tujuan dengan selamat. Pikiran saya dibuyarkan oleh seorang pengamen yang akan bernyanyi di belakang saya.

Ketika sang pengamen tadi masih melakukan prolog sebelum bernyanyi, secara refleks, saya berbalik dan mengangkat tangan dengan sopan kepada pengamen tersebut dengan maksud agar dia tidak usah bernyanyi karena saya tidak bisa memberikan dia uang. Ketika saya berbalik, sang pengamen yang sedang berprolog malah melihat saya dan berkata, “Gong Xi Fat Cai, Gong Xi Fat Cai!”. Saya hanya bisa tertegun, tak bisa berkata-kata dengan senyum terkulum.
Hari ini begitu ajaib bagi saya.

-060609-
P.S Maaf pak pengamen, saya gak merayakan Imlek. Hehe, serius deh.