1. Menyampaikan Kebenaran
Dalam jurnalisme, kebenaran merupakan hal yang penting. Karena hal inilah yang membedakannya dengan gosip. Kebenaran yang dimaksud disini adalah kebenaran yang bersifat fungsional, yaitu kebenaran yang berlaku pada waktu tertentu.
Contoh : di tahun 2000, Pluto masih merupakan planet dalam tata surya kita.
Di tahun 2008, Pluto sudah bukan merupakan planet.
Keduanya merupakan kebenaran yang bersifat fungsional. Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
2. Memegang Kepercayaan Publik
Sebagai seorang jurnalis, kita harus memegang kepercayaan publik. Kita harus mendahulukan kepentingan masyarakat diatas kepentingan bisnis.
3. Disiplin Verifikasi
Verifikasi merupakan salah satu hal yang membedakan jurnalisme dengan fiksi, hiburan, atau propaganda. Berikut adalah tata cara verifikasi yang dianjurkan :
· Bersikap skeptis
Maksudnya adalah tidak mudah percaya dengan segala sesuatu yang dikatakan oleh sang narasumber. Tetapi bukan berarti berprasangka buruk, hanya waspada.
· Memeriksa akurasi
Kita harus melakukan check and re-check terhadap apa yang dikatakan oleh narasumber, tidak serta-merta menuliskan langsung semua perkataannya.
· Jangan berasumsi
Semua yang kita tulis dan publikasikan haruslah sesuai dengan fakta yang ada.
4. Independen
Menjadi seorang wartawan haruslah independen. Yang dimaksud dengan netral adalah tidak boleh mau “disetir” oleh sang narasumber. Kita harus berani mengatakan tidak untuk hal-hal seperti ini.
5. Memantau Kekuasaan & Menyambung Lidah Rakyat
Memantau kekuasaan bukan berarti melukai orang yang berkehidupan nyaman. Bukan pula beranggapan bahwa si kaya pasti jahat dan si miskin selalu ditindas. Salah satunya adalah dengan cara Investigative Reporting. Maksudnya adalah melakukan investigasi pada suatu topik tertentu, biasanya pencarian materi tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat, perlu riset dan banyak sumber tergantung pada ukuran dan cakupan investigasi tersebut.
6. Menjadi Forum Publik
Saat jurnalisme terbit, para pembaca pasti memiliki reaksi-reaksi yang berbeda. Akan ada komentar-komentar yang dilayangkan. Maka, mengapa jurnalisme perlu menjadi forum publik? Jawabannya adalah sebagai penyalur aspirasi rakyat. Perlu diketahui pula, bahwa pers juga merupakan pilar keempat dari demokrasi. Untuk itulah, perlu ada wadah penampung aspirasi masyarakat, dalam hal ini jurnallisme sebagai forum public.
7. Memikat dan Relevan
Untuk membuat sebuah laporan mennjadi memikat dan relevan diperlukan bahasa yang sederhana dan tepat sasaran. Jangan bertele-tele dan gunakan bahasa yang mudah dimengerti, tanpa perlu menggunakan ungkapan-ungkapan yang “melangit”.
8. Proporsional dan Komprehensif
Berita-berita yang proporsional dan komperehensif dapat didefinisikan sebagai berita yang tidak memihak ataupun menjatuhkan salah satu pihak yang kita beritakan. Janganlah kita beropini terhadap apa yang kita tulis. Tuliskanlah fakta dan biarkan masyarakat yang menilai sendiri.
9. Berhati Nurani
Bagaimana hati nurani bisa berperan dalam tulisan yang dibuat seseorang?
Caranya adalah dengan cukup bertanya terhadap narasumber apa yang kita butuhkan. Jangan pernah tanyakan sesuatu yang pribadi atau tidak ada hubungannya untuk dipublikasikan dalam berita yang akan kita tulis.
10. Peran Serta Masyarakat
Zaman sekarang, masyarakat juga memiliki hak dan tanggung jawab ketika kita berbicara masalah pemberitaan. Masyarakat berhak untuk beropini dan memilah mana yang terbaik bagi mereka.
Dalam jurnalisme, kebenaran merupakan hal yang penting. Karena hal inilah yang membedakannya dengan gosip. Kebenaran yang dimaksud disini adalah kebenaran yang bersifat fungsional, yaitu kebenaran yang berlaku pada waktu tertentu.
Contoh : di tahun 2000, Pluto masih merupakan planet dalam tata surya kita.
Di tahun 2008, Pluto sudah bukan merupakan planet.
Keduanya merupakan kebenaran yang bersifat fungsional. Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
2. Memegang Kepercayaan Publik
Sebagai seorang jurnalis, kita harus memegang kepercayaan publik. Kita harus mendahulukan kepentingan masyarakat diatas kepentingan bisnis.
3. Disiplin Verifikasi
Verifikasi merupakan salah satu hal yang membedakan jurnalisme dengan fiksi, hiburan, atau propaganda. Berikut adalah tata cara verifikasi yang dianjurkan :
· Bersikap skeptis
Maksudnya adalah tidak mudah percaya dengan segala sesuatu yang dikatakan oleh sang narasumber. Tetapi bukan berarti berprasangka buruk, hanya waspada.
· Memeriksa akurasi
Kita harus melakukan check and re-check terhadap apa yang dikatakan oleh narasumber, tidak serta-merta menuliskan langsung semua perkataannya.
· Jangan berasumsi
Semua yang kita tulis dan publikasikan haruslah sesuai dengan fakta yang ada.
4. Independen
Menjadi seorang wartawan haruslah independen. Yang dimaksud dengan netral adalah tidak boleh mau “disetir” oleh sang narasumber. Kita harus berani mengatakan tidak untuk hal-hal seperti ini.
5. Memantau Kekuasaan & Menyambung Lidah Rakyat
Memantau kekuasaan bukan berarti melukai orang yang berkehidupan nyaman. Bukan pula beranggapan bahwa si kaya pasti jahat dan si miskin selalu ditindas. Salah satunya adalah dengan cara Investigative Reporting. Maksudnya adalah melakukan investigasi pada suatu topik tertentu, biasanya pencarian materi tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat, perlu riset dan banyak sumber tergantung pada ukuran dan cakupan investigasi tersebut.
6. Menjadi Forum Publik
Saat jurnalisme terbit, para pembaca pasti memiliki reaksi-reaksi yang berbeda. Akan ada komentar-komentar yang dilayangkan. Maka, mengapa jurnalisme perlu menjadi forum publik? Jawabannya adalah sebagai penyalur aspirasi rakyat. Perlu diketahui pula, bahwa pers juga merupakan pilar keempat dari demokrasi. Untuk itulah, perlu ada wadah penampung aspirasi masyarakat, dalam hal ini jurnallisme sebagai forum public.
7. Memikat dan Relevan
Untuk membuat sebuah laporan mennjadi memikat dan relevan diperlukan bahasa yang sederhana dan tepat sasaran. Jangan bertele-tele dan gunakan bahasa yang mudah dimengerti, tanpa perlu menggunakan ungkapan-ungkapan yang “melangit”.
8. Proporsional dan Komprehensif
Berita-berita yang proporsional dan komperehensif dapat didefinisikan sebagai berita yang tidak memihak ataupun menjatuhkan salah satu pihak yang kita beritakan. Janganlah kita beropini terhadap apa yang kita tulis. Tuliskanlah fakta dan biarkan masyarakat yang menilai sendiri.
9. Berhati Nurani
Bagaimana hati nurani bisa berperan dalam tulisan yang dibuat seseorang?
Caranya adalah dengan cukup bertanya terhadap narasumber apa yang kita butuhkan. Jangan pernah tanyakan sesuatu yang pribadi atau tidak ada hubungannya untuk dipublikasikan dalam berita yang akan kita tulis.
10. Peran Serta Masyarakat
Zaman sekarang, masyarakat juga memiliki hak dan tanggung jawab ketika kita berbicara masalah pemberitaan. Masyarakat berhak untuk beropini dan memilah mana yang terbaik bagi mereka.