31.12.09

Langkah Awal Menuju Hidup yang Lebih Baik

Tak terasa tahun 2009 akan beranjak dari kehidupan saya. Banyak kejadian dan pengalaman yang saya rasakan. Tanggung jawab yang dipikul, cobaan yang dihadapi, kesempatan yang diabaikan, manajemen waktu berantakan, hingga prioritas pun dikesampingkan. Semua terjadi di tahun ini. Puncaknya, saya pun menobatkan November 2009 sebagai bulan tersulit sepanjang kehidupan saya di dunia ini.

Secara keseluruhan, 2009 memang lebih berat dibanding 2008. Sulit untuk menerima semua keadaan ini dengan ikhlas. Namun, didukung oleh berbagai pihak, saya yakin bahwa semua ini dapat dilewati dengan baik, bahkan membuat diri saya lebih baik dibanding tahun sebelumnya.

Saya percaya, Allah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hamba-Nya.

Oleh karena itu, dalam rangka menempa diri menjadi pribadi yang lebih baik, saya membuat resolusi 2010 yang harus diimplementasikan dan dijalani dengan baik. Kalau tidak, saya akan dimarahi. :P
Selama tahun 2010 saya akan berusaha untuk :
  1. Membalas SMS lebih cepat dibanding tahun sebelumnya. 
  2. Duduk di baris depan dan tidak tidur selama perkuliahan. Kalau mengobrol mungkin agak sulit  ditinggalkan, itu salah satu cara menghindari tidur.
  3. Mencatat semua materi perkuliahan. *ralat. hampir semua.
  4. Tepat waktu.
  5. Menulis. Minimal 12 tulisan harus dibuat.
  6. Siaran. Wah, sudah lamaa rasanya.
  7. Deutsch lernen.
  8. Latihan bulutangkis.
  9. Menerima beasiswa.
  10. Pensiun jadi Mr. Deadliner. Sudah terlalu tua.
  11. Lebih menata dan mengatur hidup. Biar gak berantakan kayak 2009. Menata kamar juga, deh.
  12. I should be Fun and Mature. Since i’m gonna be 20 years old this year, LOL.
Semoga semua tercapai. Amiin.

28.12.09

Pendidikan: Antara Idealisme Mahasiswa dan Realita di Indonesia

Pendidikan, dalam pandangan seorang mahasiswa yang telah menempuh 13 tahun pendidikan formal seperti saya, adalah sebuah proses bagi seorang manusia untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dalam hal apapun. Mengapa dikatakan sebuah proses? Karena pendidikan didapatkan tidak dengan sekejap mata, tetapi perlu waktu yang cukup lama. Bahkan, pendidikan dapat berlangsung seumur hidup. Hanya akan berhenti bila jantung kita berhenti berdetak.

Setiap manusia pasti pernah mendapatkan pendidikan. Pendidikan yang dimaksud tidak terbatas pada mata pelajaran atau mata kuliah yang diajarkan di lembaga pendidikan, tetapi pendidikan dalam arti luas. Apapun yang dapat menambah ilmu pengetahuan seseorang dapat dikatakan sebagai suatu pendidikan. Jadi, pendidikan tidak hanya berupa pelajaran matematika, kalkulus, atau kimia, tetapi juga bagaimana cara menyemir sepatu, cara bernyanyi, dan lain-lain.

Mengapa pendidikan dibutuhkan? Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang di dunia ini. Tua, muda, laki-laki, perempuan, kaya, miskin, semua butuh pendidikan. Karena pendidikan merupakan proses yang dapat membentuk kepribadian, mengembangkan potensi yang ada pada diri kita masing-masing, menjadikan kita manusia yang berbudi pekerti luhur, dan menambah kemampuan kita dalam hal tertentu.

Pendidikan yang ideal menurut saya adalah pendidikan yang dapat menambah kualitas kita sebagai manusia. Jika dibicarakan mengenai pendidikan formal yang ideal, tentu diharapkan bahwa pendidikan formal di Indonesia dapat menjadi lebih baik dari sekarang. Selain itu, adanya perbaikan sistem pendidikan pun diharapkan terjadi di negeri ini.

Menurut pandangan saya, mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa/i di Indonesia terkesan dipaksakan meskipun sumber daya manusia untuk mata pelajaran tersebut tidak ada. Sebagai contoh di SMA Y, demi memenuhi sistem pendidikan yang mewajibkan mata pelajaran Sosiologi dan Sejarah ada dalam kurikulum kelas X, maka ada guru yang merangkap mengajarkan dua mata pelajaran tersebut, padahal guru tersebut lebih memiliki kompetensi di bidang Sejarah. Ketika mengajar Sosiologi, guru tersebut tidak berkompetensi sama sekali. Hanya mengandalkan buku pegangan.

Seharusnya, sistem pendidikan di Indonesia tidak memaksakan siswanya untuk menerima semua pelajaran yang ada. Kita bisa meniru sistem pendidikan di Amerika Serikat yang membebaskan siswanya untuk memilih pelajaran yang mereka ingini. Selain para siswa merasa bebas untuk menentukan pelajaran yang ingin mereka tekuni, pelajaran pun dapat terfokus pada minat dan bakat seseorang.

Berdasarkan tempatnya, pendidikan dapat dibagi menjadi dua yaitu pendidikan formal dan pendidikan non-formal. Yang dimaksud dengan pendidikan formal adalah pendidikan yang didapatkan melalui suatu lembaga pendidikan yang bersifat formal, contohnya adalah pendidikan di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Perguruan Tinggi. Selain itu, pendidikan di kursus-kursus keterampilan juga merupakan contoh pendidikan formal.

Pendidikan non-formal adalah pendidikan yang didapatkan bukan dari lembaga yang bersifat formal, contohnya adalah pendidikan melalui seminar-seminar dan pendidikan yang diadakan oleh organisasi-organisasi tertentu. Diklat PROKM 2009 pun merupakan salah satu pendidikan non-formal.

Sesungguhnya, pendidikan tidak harus didapatkan dari sebuah lembaga ataupun acara-acara yang diselenggarakan organisasi tertentu. Dalam kehidupan sehari-haripun, pendidikan dapat kita dapatkan dengan pengalaman sebagai guru. Seperti yang dikatakan sebuah pepatah, pengalaman adalah sebuah guru yang terbaik.

Apabila kita bandingkan, tentu saja apa yang idealisme saya terhadap pendidikan di Indonesia dengan realita yang ada masih amat jauh perbedaannya. Memang mudah bagi kita untuk berandai-andai akan sebuah sistem pendidikan yang ideal, tetapi tidaklah mudah untuk mewujudkan hal tersebut menjadi kenyataan. Banyak pertimbangan dan hal-hal lain yang harus diperhatikan dan lebih diprioritaskan. Semoga sistem pendidikan Indonesia menjadi lebih baik.

*ditulis pada tanggal 28 Juni 2009 dalam rangka mengikuti diklat PROKM 2009.